" Jika disebut saya mukul, tidak benar banget itu, " bantah Masinton waktu dihubungi, Sabtu (30/1/2016) .
Menurut Masinton, dianya cuma menjemput Dita yang saat itu dalam keadaan mabuk berat di suatu kafe di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, 21 Januari 2016.
" Jadi waktu itu 21 Januari 2016 seputar jam 11. 00 WIB, saya, sopir, serta staf pakar baru pulang dari suatu acara. Staf pakar saya ditelepon Dita, dia minta dijemput di Cikini, lagi mabuk berat. Karena telah malam, saya anterin saja, " jelas Masinton.
Dita Aditia Ismawati |
" Sopirku yang kedalam, dia kenal aspriku. Datang jalan sempoyongan dipapah. Selalu dia duduk depan. Sopirku duduk di sampingku, serta TA (Tenaga Pakar) ku bawa mobilku. Jemput mobil dia di Kantor Nasdem. Sopirku ngambil mobilnya, " papar Masinton.
Didalam mobil, kata Masinton, Dita berteriak histeris sampai pada akhirnya di Jalan Otista, Jakarta Timur, wanita itu menarik setir kemudi sampai pada akhirnya mobil oleng ke kiri.
" Di mobil udah histeris, namanya mabok, gua diam saja lah. Telah mabok, selalu lalu di Jalan Matraman kan muntah, sekitaran Jalan Otista mobil oleng ke kiri, setir ditarik sama dia, ngerem mendadak, tangannya ditepis terpental terkena berwajah. Dia turun teriak-teriak, di MTH Square dia turun, " kata Masinton.
Ditawari berobat, Dita gak ingin. " Tidak ada apa-apa, tidak ada darah apa-apa, " imbuhnya.
Masinton merasa bingung dianya dilaporkan ke Bareskrim. Ia mengira pelaporan ini berbentuk politis serta ada pihak yang membunuh ciri-cirinya.
" Ini berarti kita udah tahu kan motifnya politis. Saya dituduh mukul dia, ini pembunuhan ciri-ciri. Tanggal 21 telah ingin sepuluh hari, selalu dia tidak masuk kirain pemulihan. Tidak ada apa-apa, kok mendadak saja (lapor) . "
Anggota Komisi III DPR ini juga belum bakal melakukan langkah setelah itu. " Saya tunggulah saja apa yang perlu dikerjakan. "
Berita lainnya :