17 Wisatawan Tewas, Penembakan Oleh Teroris di Museum Bardo Tunisia

Penembakan Serangan Teroris di Museum Bardo Tunisia
Penembakan Serangan Teroris di Museum Bardo Tunisia
17 Wisatawan Tewas, Penembakan Oleh Teroris di Museum Bardo Tunisia : Sedikitnya 17 wisatawan asing di Tunisia tewas setelah orang-orang bersenjata menargetkan museum di ibukota Tunisia. Inggris, Italia, Perancis dan Spanyol warga negara termasuk di antara mereka yang disandera.

Dikutip bbc.com Penembakan itu terjadi di Museum Bardo, yang terletak di sebelah gedung parlemen di pusat Tunisia.

Pada saat serangan deputi yang membahas undang-undang anti-terorisme. Parlemen sekarang telah dievakuasi.

"Sebuah serangan teroris ditargetkan Museum Bardo," kata juru bicara kementerian dalam negeri Mohamed Ali Aroui kepada wartawan.

Dia mengatakan bahwa serangan itu melibatkan "dua atau lebih teroris bersenjata dengan Kalashnikov".

Sebagian besar wisatawan dievakuasi tetapi beberapa masih diyakini berada di dalam, Mr Aroui mengatakan, bahwa telah menambahkan pasukan keamanan dan memasuki museum.

Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengatakan bahwa para teroris telah membawa sandera.

"Saya mengutuk serangan teroris ini ... kami sangat waspada tentang bagaimana situasi berkembang," tambahnya.

Saksi mata Yasmine Ryan mengatakan ada "kerumunan tumbuh" setidaknya 500 orang di luar museum.

"Ada helikopter terbang di atas dan kita cuma melihat tank bergulir," kata dia.

Museum Bardo, yang terkenal dengan koleksi barang antik, merupakan daya tarik utama di Tunisia.

Pariwisata merupakan sektor utama perekonomian Tunisia, dengan sejumlah besar orang Eropa yang mengunjungi resort negara.

Pada tahun 2002, 19 orang, termasuk 11 wisatawan Jerman, tewas dalam ledakan bom di sebuah sinagog di resor Djerba. Al-Qaeda mengatakan pihaknya telah melakukan serangan itu.

Kekhawatiran tentang keamanan di Tunisia telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir sebagai tetangga Libya telah menjadi semakin tidak stabil.

Sejumlah besar Tunisia juga telah meninggalkan bertarung di Suriah dan Irak, memicu kekhawatiran bahwa kembali militan bisa melakukan serangan di rumah.

Berita terbaru lainnya :