Raymond Sapoen Capres Suriname |
" Saya yaitu generasi ketiga. Saya mempunyai catatan perihal leluhur saya, tetapi yang pasti yaitu mereka datang asal Banyumas, " tutur Raymond dalam wawancara telephone dari, Suriname Paramaribo.
" Saya tidak paham persis apakah masih tetap ada saudara, saya tak mempunyai kontak, saya butuh penelitian lagi, ” lebih Raymond dalam kombinasi bhs Jawa serta Inggris.
Raymond juga meyakinkan pencalonannya untuk menuju kursi orang nomer 1 di Suriname, negara di bagian selatan Benua Amerika yang dahulu di kenal dengan nama Guyana Belanda.
" Saya tinggal di Suriname, anakku telu, lanang.... Saya arep dadi presiden Republik Suriname, partaiku jenengane Pertjaja Mulia (anak saya tiga, saya mengajukan diri jadi presiden dari Partai Pertjaja Mulia), " kata Raymond.
Meskipun telah tiga generasi tinggal di Suriname, ia mengakui terus memakai bhs Jawa dengan orangtua serta anak-anaknya.
" Kami tak memakai bhs Indonesia, tetapi bhs Jawa. Orangtua saya bicara bhs Jawa. Anak-anak saya dalam pendidikannya memakai bhs Belanda, tetapi dirumah kami berbahasa Jawa. ”
" Ini budaya kami, rutinitas kami, serta kami mesti merangkulnya lantaran sisi dari jati diri kami, ” tegasnya lagi.
Raymond pada awal mulanya pernah menjabat menteri perdagangan serta industri dari 2012 hingga akhir 2014 serta jadi menteri pendidikan pada 2010 serta 2012. Sekarang ini, Raymond Sapoen adalah kader partai oposisi, Partai Pertjaja Mulia serta tengah berkampanye untuk Penentuan Presiden Suriname yang akan dilangsungkan pada tanggal 25 Mei yang akan datang.
Info masalah Raymond berkenaan asal usul keturunan asal Banyumas pertama kali dilontarkan oleh seseorang warga keturunan Belanda bernama Arie Grobbee yang saat ini bermukim di Desa Karangbanjar, Purbalingga.
Dia menjelaskan, kakek buyut Raymond Sapoen disangka datang dari Desa Kanding di Banyumas, Jawa Tengah. Hal semacam itu ia kenali sesudah menghubungi seseorang rekannya di Belanda, August de Man, demikian lihat ada kata 'Sapoen' pada Raymond Sapoen, sekian waktu lalu.
" Rekan saya memberi data tentang siapa jati diri Sapoen beserta fotonya. Saya kaget, nyatanya dari data arsip yang dipunyai Pemerintah Belanda itu, Sapoen datang dari Desa Kanding, Banyumas. Data itu mengatakan bahwa Sapoen pergi dari Batavia pada 1928 ke Suriname. Saat itu, tempat yang dituju yaitu Paramaribo, " tuturnya.
Pada data di website Arsip Nasional Belanda yang dikilas balik BBC, diketemukan nama Sapoen dalam daftar warga Hindia Belanda yang di kirim pemerintah kolonial Belanda ke Suriname.
Dalam daftar itu diterangkan bahwa Sapoen diberangkatkan ke Paramaribo pada 30 Juni 1928 memakai kapal bernama Merauke II. Asal Sapoen dari Ds Kanding, Banyumas juga dijelaskan.