Angin Puting Beliung Di Pamekasan |
Muhammad Tarib, salah satu yang memiliki rumah yang temboknya tinggal separuh, menyampaikan bahwa bencana angin puting beliung dimulai hujan deras dibarengi angin. Kencangnya angin serta derasnya hujan tak seperti umumnya. Bahkan juga, angin menumbangkan tanaman jagung serta padi warga dan pohon-pohon di seputar tempat tinggalnya.
Menurut bapak dari dua anak ini, angin masuk dari sisi pintu di samping selatan. Waktu itu, ia berbarengan istrinya, Nur Hayati, akan shalat berjamaah. Tetapi, mendadak angin kencang itu merobohkan beberapa tembok tempat tinggalnya.
" Saya sampai terdorong hingga terjatuh lantaran kencangnya angin. Warnanya gelap sekali lantaran saya tak dapat lihat benda-benda di seputar saya, " terangnya.
Tarib membeberkan, saat sebelum tidur, mendadak tembok tempat tinggalnya ambruk di samping timur. Tarib awalannya tidak sadar ada reruntuhan batu bata yang menerpa dahi serta hidungnya. Dia baru sadar sesudah dahinya meneteskan darah.
Rusaknya rumah Tarib, yang baru di bangun pada 2011 lantas itu, adalah yang paling kronis diantara rumah-rumah yang lain. Disamping itu, rumah yang lain, cuma atapnya yang terungkap angin. Disebabkan bencana itu, Tarib rugi sampai Rp 10 juta.
" Saya tidak mempunyai uang lagi untuk bangun kembali rumah yang rubuh ini. Semoga ada pertolongan dari pemerintah, " harapnya.
Camat Larangan Amirus Saleh waktu di konfirmasi mengakui telah mendata seluruhnya warga yang tempat tinggalnya terserang puting beliung. Ia memberi jaminan bahwa mereka bakal memperoleh pertolongan perbaikan dari Pemkab Pamekasan.
Berita terbaru lainnya: