Ilustrasi penemuan mortir di SMPN 12 (foto:google) |
Anggota tim Penjinak Bom (Jibom) Subden 2 Detasemen C Brimob Madiun Aipda Dahono Prasetyo menyampaikan bahan peledak itu pertama kali diketemukan oleh Suwardi waktu meratakan tanah untuk bangun ruangan kelas sekolah di Kec. Manguharjo itu. Mortir itu terpendam dalam tanah.
" Kami mengamankan temuan suatu mortir type bazoka memiliki ukuran panjang seputar 80 cm. serta diameter 15 cm., 'imbuh Dahono dikutip kompas.com.
Menurutnya, sesudah di check, mortir bazoka itu 50 % di pastikan masih tetap aktif. Terlebih lihat tempat penemuan yang ada di SMPN 12 yang dulunya adalah markas Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP).
" Bisa saja ada banyak sisa-sisa amunisi yang tertinggal. Dulunya sekolah ini di kenal juga sebagai markas TRIP, 'tutur dia.
Setelah itu, bahan peledak itu dibawa ke Denpal TNI AD manfaat disimpan atau dimusnahkan. Pasalnya, Brimob Madiun tak mempunyai gudang untuk menaruh alat maupun bahan peledak.
Disamping itu, Suwardi, sang penemu mortir mengakui kaget dengan temuannya itu. Ia tak menganggap bila bakal temukan bahan peledak itu.
" Awalannya ya ingin meratakan tanah. Mendadak cangkul saya mengenai benda keras itu. Pernah saya sangka besi, tetapi sesudah dilihat selanjutnya nyatanya memiliki bentuk seperti bahan peledak, 'imbuh Suwardi.
Takut benda itu meledak, ia serta pekerja bangunan yang lain segera melapor ke pihak sekolah yang dilanjutkan ke kepolisian paling dekat.
Temuan bahan peledak itu pernah bikin beberapa pekerja bangunan kaget. Mengakibatkan, pekerjaan mereka berhenti atas temuan itu. Sesudah mortir bazoka itu diamankan petugas, beberapa pekerja bangunan itu kembali meneruskan pekerjaannya.
Berita terbaru lainnya :